Sejarah Hangul

Bagi kamu pencinta drama korea, tentu sudah tidak asing dengan tulisan yang dikenal dengan Hangul merupakan aksara utama yang digunakan oleh Negeri Gingseng tersebut. Di balik tulisan Hangul ternyata terdapat sejarah yang menarik loh! Penasaran yuk kita simak:

Source: Wikipedia


Hangul bisa dikatakan sebagai aksara yang memiliki bunyi yang dikeluarkan oleh mulut. Menurut ahli Bahasa Korea, Ju Si Gyeong, Hangul merupakan kombinasi dari kata Han yang berarti bagus dan Geul yang berarti Naskah.

Menurut sejarah Hangul ini sudah mulai digunakan pada tahun 1446 pada Dinasti Joseon. Nah pada saat itu raja keempat Dinasti Joseon, Sejong berpikir bagaimana orang-orang menengah ke bawah dapat tetap menulis dan membaca. Hal ini dikarenakan pada masa itu hanya orang yang memiliki Pendidikan sarjana yang hanya dapat membaca dan menulis sebuah karakter tulisan yang digunakan untuk kerajaan yaitu Hanja. Hanja sendiri merupakan sebuah tulisan sebelum ditemukannya Hangul yang memiliki gaya tulis China yang disesuaikan dengan pengucapan Korea. Lalu, tulisan yang digunakan untuk dokumen resmi atau hukum digunakan tulisan Hanmun yang merupakan tulisan klasik Tiongkok.

Melihat hal tersebut Raja Sejong, mengeluarkan peraturan untuk menggunakan dan mengembangkan Hangul sebagai sistem penulisan yang resmi pada masa pemerintahannya. Tentu upaya sang raja mendapatkan berbagai perlawan untuk mengubah sistem aksara.  Namun seiring jalannya waktu alfabet ini diperkenalkan dan dapat menjangkau semua kalangan masyarakat untuk dapat membaca dan menulis.

Pada awalnya Hangul hanya terdiri dari 28 huruf yang kemudian disederhanakan menjadi 24 huruf dengan 14 konsonan dan 10 vokal. Setiap huruf dibuat berdasarkan diagram sederhana pola pengucapan manusia yang menyangkut mulut, lidah dan gigi. Dan hebatnya dalam  proses penyempurnaan ini Raja Sejong juga ikut turun langsung agar dapat mempermudah kehidupan sehari-hari.

Berkembangnya Hangul tentu sangat memiliki dampak yang cukup besar. Hangul menjadi awal kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan, politik dan seni budaya dalam masa Kerajaan Joseon. Untuk mengenang suka cita dari penggunaan Hangul, Pemerintah Korea Selatan menetapkan pada tanggal 9 Oktober setiap tahunnya menjadi libur nasional! Unik sekali yah.

King Sejong Statue
Captured by Asterik Kwon – Unsplash

Selain ditetapkan sebagai hari raya, pada tahun 2009 pemerintah Korea Selatan membangun statue Raja Sejong sebagai bentuk apresiasi sudah menciptakan dan mengembangkan Hangul sebagai aksara yang sangat berguna untuk selamanya. Statue Raja Sejong ini juga menjadi destinasi wisata yang wajib dikunjungi karena akan menawarkan cerita sejarah pada masa kepemimpinannya.

Itulah sejarah dari aksara populer Korea Selatan, Hangul! Tentu tulisan ini sangat menarik untuk dipelajari bagi kamu yang suka dengan Korea Selatan.

Mau mencoba belajar membaca dan menulis hangul? atau ingin bisa berkomunikasi dalam Bahasa Korea Tenang saja! Kamu dapat mempelajarinya dari rumah bersama #PeponiOX layanan online experience dari Peponi Travel. Hanya dari Rp 39,000/orang/kelas saja, kamu akan dibimbing oleh guru berpengalaman yang siap membuatmu bisa berbahasa Korea.

Tentu hal ini sangat berguna untuk kamu yang berencana liburan ke sana ataupun jika ingin menonton Drama Korea tanpa subtitle Indonesia atau Inggris.

Tertarik? Klik di sini untuk info lebih lanjut



Writer: Dylen Kumara, #TeamofPeponi
Editor: Darian, #TeamofPeponi
Story of Peponi – Official Online Magazine of Peponi Travel
PT Aku Bisa Liburan

Tinggalkan komentar